Sabtu, 14 Juli 2012


Harga BBM Naik, Kepercayaan Konsumen Bisa Turun
Penulis : Ester Meryana | Rabu, 2 Mei 2012 | 14:02 WIB
Dibaca: 3622
|
Share:
KOMPAS/PRIYOMBODOPetugas mengisi bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium ke mobil pelanggan di SPBU di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (12/4/2012).
JAKARTA, KOMPAS.com — Managing Director Nielsen Indonesia Catherine Eddy mengatakan, kepercayaan konsumen Indonesia akan turun jika Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Namun, menurut dia, kenaikan harga tersebut tidak akan berdampak secara merata ke semua lapisan masyarakat. "Konsumen akan bereaksi, tapi akan bereaksi secara berbeda dalam kategori yang berbeda," ujar Catherine di Jakarta, Rabu (2/5/2012).
Jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinaikkan oleh pemerintah, semua produk akan mengalami kenaikan harga. Konsumen pun akan bereaksi. Meski demikian, kata dia, reaksi konsumen akan berbeda menurut strata sosial ekonominya. Kenaikan harga BBM tidak akan berdampak banyak pada masyarakat kelas atas. Hal berbeda akan berlaku pada kelas menengah ke bawah. "Juga bergantung pada status sosial ekonomi. Untuk masyarakat kelas atas akan berdampak kecil," ujar Catherine.
Dampak kenaikan harga BBM pun bisa berbeda menurut kategori produk. Menurut Catherine, sekalipun harga barang rata-rata naik, kemungkinan besar masyarakat tidak akan mengganti produk, seperti merek susu anak ataupun produk perawatan kulit yang biasanya dikonsumsi. Kemungkinan konsumen akan mengurangi volume pemakaiannya. "Konsumen tak akan mengambil risiko. Mereka akan tetap pada merek yang biasa dikonsumsi," lanjutnya.
Secara keseluruhan, lanjut Catherine, kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak pada tingkat kepercayaan konsumen Indonesia. Tingkat itu bisa mengalami penurunan.
Menurut survei Global Nielsen mengenai kepercayaan konsumen dan keinginan berbelanja yang telah dilakukan sejak tahun 2005, pada tahun 2005 dan 2009, yakni ketika Pemerintah pernah menaikkan harga BBM bersubsidi, indeks keyakinan konsumen Indonesia pernah jatuh ke angka 103 (2005) dan 104 (2009). Pada kuartal I-2012, keyakinan konsumen di Indonesia mencapai angka 118. "Jika harga bahan bakar akan naik, masyarakat akan khawatir. Maka, keyakinan konsumen bisa turun," ujarnya

0 komentar:

About Me

Diberdayakan oleh Blogger.
Share

Share

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail